TNews, BITUNG– Dalam suasana penuh kekeluargaan dan nuansa budaya Gorontalo yang kental, keluarga besar Djafar Buntayo (Andi Ka Hua) menggelar acara Pembe’atan dan Khitanan bagi dua anak tercinta, yakni Nurdina Putri Djafar dan Muhammad Rizky Aditya Djafar.
Acara sakral ini berlangsung di kediaman keluarga besar di Kelurahan Kakenturan Dua, Kecamatan Maesa, Kota Bitung, dan dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, hingga warga sekitar. Seluruh prosesi dipimpin dengan hangat oleh MC Abdul Rahman Hasan (Mr. Buang).
Sebelum prosesi inti, rangkaian acara dimulai dengan ritual adat Gorontalo yang dikenal sebagai Mandi Lemon atau Mopolihu Lolimu.
Ritual ini merupakan simbol pensucian diri dan penyambutan kedewasaan, khususnya bagi anak-anak yang akan memasuki fase baru dalam hidup mereka.
Kehadiran adat ini menunjukkan upaya kuat dari keluarga dalam melestarikan nilai-nilai budaya leluhur di tengah masyarakat urban saat ini.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dan tokoh masyarakat, antara lain:
• Wali Kota Bitung, Bapak Hengky Honandar bersama istri, Ny. Ellen Honandar Sondakh
• Wakil Wali Kota Bitung, Bapak Randito Maringka
• Camat Maesa, Ibu Welmy Kalangit, S.Sos, beserta suami Bapak Arisanto Pasa
• Lurah Bitung Timur, Bapak Syafrudin Takahindangen
• Lurah Kakenturan Satu, Ibu Yeni Benda, SE
• Lurah Kakenturan Dua, Ibu Lilieans Lombo, S.Sos
• Tokoh masyarakat Kakenturan, Bapak Man Hunta
• Serta para tokoh agama, tokoh adat, dan warga sekitar yang hadir sebagai bentuk solidaritas dan dukungan.
Sambutan mewakili keluarga besar disampaikan oleh Bapak Rukman Rasyid, S.Sos. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf atas segala kekurangan, serta mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama mendoakan kedua anak yang sedang menjalani prosesi spiritual ini.
“Kami memohon doa restu agar anak-anak kami tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah, serta menjadi penerus yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara,” tutur beliau penuh haru.
Rangkaian acara juga diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Teddi Lahati, S.H., M.A, yang mengangkat pentingnya khitan dan pembe’atan dalam Islam sebagai bagian dari fitrah, kebersihan jiwa dan raga, serta tonggak awal membentuk karakter anak yang beriman dan berakhlak mulia.
Beliau menekankan bahwa:
• Khitan adalah bagian dari sunnah fitrah dan ajaran Nabi Ibrahim AS yang juga membawa manfaat medis.
• Pembe’atan merupakan langkah simbolik anak perempuan dalam memahami tanggung jawab sebagai muslimah.
• Orang tua memiliki peran besar dalam menjaga anak-anak dari pengaruh negatif zaman, dengan menjadi teladan, membangun komunikasi, dan membekali mereka dengan nilai agama.
Dalam sambutan resminya, Camat Maesa, Ibu Welmy Kalangit, S.Sos, mengapresiasi pelaksanaan acara ini sebagai bentuk sinergi antara budaya, agama, dan kekeluargaan.
Ia menyampaikan harapan agar kedua anak yang dibaiat dan dikhitan dapat tumbuh menjadi anak-anak tangguh, cerdas, dan berakhlak.
Beliau juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, kamtibmas, serta pengawasan terhadap anak-anak di tengah pesatnya arus informasi digital.
“Mari kita ciptakan lingkungan yang aman dan mendidik, karena anak-anak kita adalah masa depan Kota Bitung,” ujar beliau.
Selain itu, disampaikan pula apresiasi dari Pemerintah Kota Bitung atas capaian pajak tertinggi di Kecamatan Maesa yang berhasil diraih oleh Kelurahan Kakenturan Dua. Ini menandakan tingginya partisipasi dan kesadaran warga terhadap pembangunan daerah.
Acara ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan jamuan makan yang telah disiapkan oleh keluarga besar Djafar Buntayo.
Suasana haru, bahagia, dan kekeluargaan sangat terasa, menandai suksesnya acara ini bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai pengikat tali silaturahmi antar warga dan pelestari budaya warisan leluhur.