TNews, BITUNG-Pembangunan kanopi di kawasan pasar kembali menjadi perhatian para pedagang. Proyek yang tengah berjalan ini dinilai memengaruhi aktivitas jual beli sehari-hari, sehingga memunculkan berbagai keluhan di lapangan.
Sebagai bentuk respons, digelar dialog terbuka antara pedagang kanopi, pihak Perumda Pasar, dan anggota legislatif daerah.
Pertemuan berlangsung pada Selasa, 2 Desember 2025, di Cafe 414 dan berjalan cukup alot meski sempat diwarnai perbedaan pendapat.
Direktur Utama Perumda Pasar, Ramlan Mangkialo, dalam dialog tersebut menegaskan bahwa Perumda Pasar hanya berperan sebagai fasilitator.
Ia memastikan bahwa seluruh pekerjaan fisik merupakan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Pekerjaan ini wajib rampung sebelum 31 Desember. Harus selesai seratus persen,” ujar Ramlan.
Meskipun tidak terlibat dalam pelaksanaan teknis, Ramlan menjelaskan bahwa Perumda Pasar tetap menjalankan fungsi administratif karena dokumen pekerjaan berada dalam ranah pemerintahan.
Ia juga menegaskan bahwa Perumda memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan kawasan pasar sesuai regulasi daerah, menggantikan sejumlah tugas yang sebelumnya ditangani dinas perdagangan.
Sementara itu, politisi PDI Perjuangan Syam Panai, yang hadir atas undangan pedagang, mengungkapkan bahwa banyak pelaku usaha merasa aktivitas mereka terganggu akibat proses pembongkaran dan pembangunan.
“Pedagang menyampaikan langsung soal bongkar-bongkar ini. Setelah kami pertanyakan, dijelaskan bahwa pekerjaan ini adalah proyek resmi yang dibiayai APBD, bukan proyek pribadi,” jelas Syam.
Ia menegaskan bahwa pembangunan tersebut merupakan bagian dari peningkatan fasilitas pasar dan harus diselesaikan sesuai batas waktu dalam anggaran perubahan.
Karena pemerintah terlibat langsung dalam proyek ini, DPRD akan terus mengawasi agar pelaksanaannya tidak merugikan pedagang.
“Pedagang tidak boleh dipersulit. Kami wajib memastikan prosesnya berjalan sesuai aturan,” tegas Syam.
Sebagai langkah untuk meminimalkan gangguan selama pengerjaan, sebagian pedagang akan ditempatkan sementara di beberapa titik sekitar pasar, termasuk area dekat Bank BNI. Penataan ini bersifat sementara hingga pembangunan kanopi rampung.
Di tengah diskusi, salah satu pedagang kanopi, Alo, menyampaikan apresiasinya terhadap keterbukaan komunikasi Perumda Pasar. Menurutnya, jaminan yang diberikan Dirut Perumda cukup menenangkan para pedagang.
“Pak Dirut sudah memastikan, kalau pembangunan ini tidak sesuai dengan kebutuhan pedagang, maka akan dicari solusi terbaik dan kami tidak akan dirugikan,” ujar Alo.
Ia berharap proyek kanopi dapat diselesaikan tepat waktu tanpa mengganggu pendapatan pedagang.
Alo juga menilai bahwa jika selesai sesuai rencana, fasilitas baru tersebut akan meningkatkan kenyamanan kegiatan berdagang.
Pemerintah daerah bersama DPRD berkomitmen untuk memastikan pembangunan ini berjalan lancar, tepat waktu, dan memberikan manfaat maksimal bagi pedagang maupun pembeli demi kualitas pasar yang lebih baik.







