TNews, BITUNG– Matahari baru saja naik saat suara palu dan gergaji mulai terdengar dari sudut parkiran Pasar Winenet.
Bukan suara petugas, tapi tangan-tangan para pedagang sendiri yang perlahan membongkar kios tempat mereka mengais rezeki selama bertahun-tahun. Ada wajah lelah, tapi juga ada tatapan ikhlas. Minggu, 12/10/2025
Itulah gambaran nyata dari proses penataan kawasan Pasar Winenet yang kini mulai membuahkan hasil.
Setelah satu bulan sosialisasi, para pedagang menunjukkan respons luar biasa, bukan dengan protes atau penolakan, tapi dengan langkah nyata: membongkar sendiri kios-kios yang berdiri di area yang bukan peruntukannya.
Salah satu dari mereka adalah Iwan (42), pedagang sayur yang sudah 12 tahun menggelar dagangan di sisi parkir pasar.
Ia tak bisa menyembunyikan rasa berat saat memindahkan lapaknya ke jalur belakang, tapi keputusannya bulat.
“Awalnya berat, iya. Tapi kami sadar, ini bukan soal kami sendiri. Ini soal kenyamanan orang banyak. Kalau pasar bersih dan tertata, yang untung juga kami,” katanya sambil menata ulang rak dagangannya.
Penataan ini merupakan bagian dari program besar yang digagas oleh Perumda Pasar Bitung, demi menciptakan pasar yang lebih bersih, tertib, dan manusiawi.
Tapi keberhasilan program ini tidak terletak semata pada kebijakan pemerintah, melainkan pada hati dan kesadaran para pedagang sendiri.
Nurdin Bandu, Kanit Pasar Winenet, turun langsung ke lapangan menyaksikan proses itu.
Ia tak menyembunyikan rasa harunya melihat para pedagang membongkar kios dengan tangan sendiri, bukan karena dipaksa, tapi karena merasa ikut memiliki pasar ini.
“Mereka lakukan ini tanpa paksaan. Itu hal yang jarang kita lihat. Saya sungguh bangga dan terharu. Mereka punya komitmen untuk menjadikan pasar ini lebih baik,” ujarnya.
Perumda Pasar Bitung, lewat Direktur Operasional Vanny Kaunang, juga menyampaikan apresiasi mendalam. Bagi mereka, perubahan besar hanya mungkin terjadi ketika semua pihak mau bergerak bersama.
“Yang kami lihat di Pasar Winenet bukan sekadar pembongkaran lapak, tapi bentuk nyata dari semangat gotong-royong. Itu yang membuat perubahan ini terasa hidup,” kata Vanny.
Di tengah kota yang terus tumbuh dan berubah, kisah dari Pasar Winenet menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak selalu harus dimulai dari atas.
Kadang, perubahan terbesar datang dari pedagang kecil yang rela berkorban demi ruang publik yang lebih layak untuk semua.
Pasar memang bukan hanya soal jual-beli. Di sana ada kehidupan, harapan, dan semangat bersama. Dan di Winenet, semangat itu sedang bertumbuh, pelan tapi pasti.