TNews, BITUNG- Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) akan kembali menghiasi kalender pariwisata Kota Bitung pada 8–12 Oktober 2025 mendatang.
Mengusung tema “Harmony In Diversity” atau Keharmonisan dalam Keberagaman, FPSL tahun ini dipusatkan di Satrol Lantamal VIII, Kelurahan Pateten II, Kecamatan Aertembaga – lokasi yang juga menjadi saksi kemeriahan tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Event FPSL 2025, David Tambunan, mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya menghadirkan pendekatan berbeda.
“Fokus utama tahun ini ada pada sailing pass dan mural competition.
Dua kegiatan ini kami angkat sebagai ikon festival karena mencerminkan semangat maritim dan kreativitas generasi muda,” jelasnya.
Namun, Tambunan menegaskan bahwa keberagaman kegiatan tetap dipertahankan. UMKM, atraksi budaya, pertunjukan musik, hingga aksi pelestarian alam masih menjadi bagian integral dari FPSL 2025.
Rangkaian Kegiatan FPSL 2025:
Hari Pertama (Rabu, 8 Oktober):
Festival dimulai dengan pembukaan expo ekonomi kreatif dan UMKM, lomba tari tangkap cakalang, kompetisi mural, serta Bitung Coffee Week. Suasana malam dimeriahkan oleh penampilan musik di area expo.
Hari Kedua (Kamis, 9 Oktober) – Nature Day:
Fokus pada kegiatan pelestarian alam seperti bersih pantai dan laut, penanaman mangrove, serta transplantasi karang. Lomba busana khas Bitung dan atraksi tangkap bebek turut mewarnai hari ini, ditutup dengan konser musik.
Hari Ketiga (Jumat, 10 Oktober) – Harmony Day:
Merupakan puncak acara. Di pagi hari ada pasar murah, donor darah, serta pelayanan kesehatan gratis. Puncak perayaan ditandai dengan seremoni pembukaan resmi, atraksi budaya, sailing pass, karnaval laut, dan lomba dancing on the boat. Konser besar akan digelar pada malam harinya di Satrol Lantamal VIII.
Hari Keempat (Sabtu, 11 Oktober):
Aktivitas komunitas meramaikan hari keempat, mulai dari senam sehat, lomba memasak, pertunjukan budaya pelajar, hingga kontes motor. Hiburan malam tetap hadir melalui penampilan live music.
Hari Kelima (Minggu, 12 Oktober):
Festival ditutup secara khidmat dengan Thanksgiving Day, sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan warga Bitung.FPSL 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan dan promosi budaya, tetapi juga momentum memperkuat identitas maritim Bitung sebagai salah satu kota pelabuhan strategis di Indonesia Timur.
“Kami ingin festival ini menjadi ruang bagi seluruh elemen masyarakat untuk merayakan keberagaman dan potensi lokal,” pungkas Tambunan.