Keadilan Melintasi Lautan: Lembeh Kini Punya Damtor

Dua Damtor beserta personel segera diberangkatkan ke pulau lembe. (Foto.Ist)

TNews, Pulau Lembeh, Bitung- Terkenal akan panorama bawah lautnya yang memikat dunia, Pulau Lembeh ternyata menyimpan kisah lain yang selama ini jarang terdengar: ketakutan diam-diam akan api yang bisa melalap rumah kapan saja, tanpa ada alat yang layak untuk melawan.

Selama bertahun-tahun, ketika api menyala, warga hanya bisa berharap hujan turun cepat atau tetangga datang membantu, dengan ember, kain basah, atau sekadar doa. Tapi kini, cerita itu mulai berubah.

Bacaan Lainnya

Pekan ini, langkah besar datang dari Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, yang memerintahkan langsung pengiriman dua unit Damtor (kendaraan pemadam motor) lengkap dengan tim ke Pulau Lembeh, sebagai bagian dari strategi nyata mitigasi bencana.

“Keselamatan warga adalah prioritas, tanpa terkecuali. Lembeh juga harus merasakan kehadiran pemerintah secara nyata,” tegas Hengky dalam pernyataannya.

Instruksi ini langsung direspons oleh Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Forsman Dandel, yang juga menjabat Asisten I Pemkot Bitung.

Tak menunggu waktu lama, dua Damtor beserta personel segera diberangkatkan ke pulau lembe yang selama ini terpisah secara geografis dan kerap juga secara fasilitas.

Sesampainya di Lembeh, kedua Damtor langsung diuji coba di halaman Kantor Camat Lembeh Selatan. Dentuman suara mesin dan semburan air deras disambut tepuk tangan puluhan warga. Bagi mereka, ini lebih dari sekadar uji coba, ini adalah titik balik.

“Baru kali ini kami lihat alat pemadam sungguhan di sini. Biasanya kalau kebakaran, kami cuma bisa pasrah,” ujar Selvi, warga setempat, sambil menahan air mata.

Langkah ini tidak hanya soal alat, tapi tentang keadilan dan kepedulian. Di bawah duet kepemimpinan Hengky Honandar dan Randito Maringka, Pulau Lembeh akhirnya mulai merasakan distribusi fasilitas publik yang lebih merata.

Forsman Dandel menegaskan bahwa ini bukan momen seremonial belaka.

“Kami tak ingin warga hanya disuruh waspada tanpa alat. Kehadiran Damtor ini bukti bahwa kami serius,” ucapnya.

Kini, di tengah ancaman bencana yang bisa datang kapan saja, warga Lembeh tak lagi sendiri. Mereka berdiri dengan kepala tegak, memegang harapan yang nyata: bahwa hidup di pulau bukan berarti harus selalu tertinggal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan