TNews, BITUNG– Kemeriahan penyambutan kapal pesiar mewah MV Odyssey (Villa Vie Residences) berbendera Bahamas di Pelabuhan Samudera Bitung, Kamis (23/10/2025), ternyata menyimpan kisah di balik layar yang mencerminkan lemahnya koordinasi antarinstansi pemerintah dan pengelola pelabuhan.
Kapal yang dikapteni Mr. You Qleu Valintine itu disambut secara resmi oleh Asisten III Setda Kota Bitung, Drs. Benny Lontoh, M.A, mewakili Wali Kota Bitung, bersama unsur Forkopimda dan jajaran Pemerintah Kota Bitung.
Ratusan pelajar dan warga turut memeriahkan acara dengan tarian adat Cakalele dan musik Kolintang, menampilkan kekayaan budaya Sulawesi Utara di hadapan wisatawan internasional.
Namun, di tengah gegap gempita penyambutan tersebut, muncul sorotan tajam terhadap baliho ucapan selamat datang yang terpasang di area utama pelabuhan.
Pasalnya, baliho besar yang seharusnya menampilkan wajah kepala daerah justru memperlihatkan foto Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung, Pinkan Kapoh.
Fenomena ini sontak menimbulkan tanda tanya di kalangan tamu dan masyarakat. Banyak pihak menilai bahwa pada acara kenegaraan dan kunjungan internasional, kepala daerah seharusnya menjadi representasi resmi kota, bukan pejabat teknis.
Ketika dikonfirmasi, General Manager Pelindo Regional 4 Bitung, James David Hukom, menyatakan bahwa pemasangan baliho tersebut merupakan inisiatif internal Pelindo.
“Ini dari Pelindo balihonya, bro,” ujar James singkat melalui pesan kepada wartawan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Pinkan Kapoh justru mengaku terkejut melihat fotonya terpampang di area utama pelabuhan. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam pemasangan baliho tersebut.
“Itu bukan area kami, tapi Pelindo. Kalau terkait pelabuhan bukan kami. Saya juga kaget dengan baliho tersebut,” jelasnya.
Pinkan menambahkan bahwa sebenarnya baliho resmi ucapan selamat datang dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung telah dipasang oleh pihaknya, namun berada di area Rumah Kreatif Bitung, bukan di kawasan pelabuhan yang menjadi titik kedatangan wisatawan.
“Kalau area pelabuhan semua Pelindo yang siapkan, boleh ditanyakan ke General Manager. Kita tidak ikut karena sedang dalam kegiatan pelatihan,” ujarnya menambahkan.
Kejadian ini kembali memperlihatkan kurangnya sinkronisasi antara Dinas Pariwisata dan pihak pengelola pelabuhan, terutama dalam kegiatan yang membawa nama baik Kota Bitung di mata dunia.
Kehadiran kapal pesiar asing seperti MV Odyssey seharusnya menjadi momentum promosi pariwisata daerah, bukan justru memunculkan kebingungan dan kesan tidak profesional.
Sejumlah pemerhati pariwisata menilai, ketidakhadiran baliho resmi kepala daerah di lokasi strategis dan munculnya baliho individu pejabat teknis merupakan bentuk kelalaian dalam tata kelola acara resmi internasional.
Situasi seperti ini, bila dibiarkan, dapat menurunkan kredibilitas pemerintah daerah dalam menarik kunjungan wisatawan maupun investor.
Diharapkan ke depan, Dinas Pariwisata dan Pelindo dapat memperkuat koordinasi lintas sektor agar setiap kegiatan promosi pariwisata berskala internasional berjalan profesional, terencana, dan mencerminkan wajah Bitung sebagai kota pelabuhan modern yang berkelas dunia.