TNews, BITUNG– Pemerintah Kota Bitung melaksanakan Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi di Lapangan Kantor Wali Kota Bitung, Kamis, 27/11/2025. pukul 09.00 WITA.
Apel ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, SE, dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Randito Maringka, unsur Forkopimda, pejabat lintas sektor, BPBD Kota Bitung, serta seluruh peserta apel dari berbagai elemen pemerintah dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Honandar menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya apel tersebut, sekaligus menegaskan pentingnya kesiapsiagaan seluruh unsur di Kota Bitung menghadapi potensi meningkatnya bencana hidrometeorologi.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada 17 November 2025 mengenai peningkatan kewaspadaan nasional di tengah menguatnya cuaca ekstrem.
Berdasarkan laporan BMKG per 13 November 2025, Wali Kota mengungkapkan bahwa aktivitas gelombang atmosfer dan sirkulasi siklonik berpotensi meningkatkan risiko cuaca ekstrem di berbagai wilayah.
Kondisi ini dapat memicu hujan dengan intensitas sangat lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, gelombang tinggi, hingga rob.
“Kota Bitung memiliki karakteristik wilayah pesisir, topografi berbukit, serta permukiman yang berada dekat sungai dan garis pantai.
Karena itu, ancaman bencana harus menjadi perhatian serius kita semua. Apel ini bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi langkah konkret untuk memastikan seluruh unsur siap, sigap, dan terkoordinasi,” ujar Honandar.
Wali Kota juga menekankan pentingnya langkah strategis mulai dari pencegahan, mitigasi, hingga penanganan cepat.
Pemetaan kawasan rawan bencana, pemutakhiran data titik-titik rawan banjir, longsor, rob, serta angin kencang disebutnya sebagai bagian penting dari upaya mitigasi yang harus terus diperbarui.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya edukasi dan komunikasi publik, terutama dalam penyebaran informasi dini, pemahaman masyarakat terhadap tanda-tanda bahaya, serta pelaksanaan simulasi tanggap darurat.
Kolaborasi lintas lembaga, termasuk peran camat, lurah, tokoh masyarakat, dan relawan, juga menjadi pilar utama dalam deteksi dini dan respons cepat di lapangan.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat memiliki peran besar sebagai bagian dari sistem peringatan dini. Dengan kesiapan yang kuat dan koordinasi yang baik, kita dapat meminimalkan risiko bencana,” tegas Wali Kota.
Apel ini juga disebut sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan visi “Harmonisasi Menuju Bitung Maju.” Menurut Wali Kota, kesiapsiagaan bencana merupakan langkah menjaga harmoni antara manusia dan lingkungan, pemerintah dan masyarakat, serta pembangunan dan keberlanjutan.
Di akhir sambutannya, Wali Kota Honandar menyampaikan apresiasi kepada seluruh unsur yang telah hadir dan berpartisipasi.
Ia berharap apel ini semakin memperkuat solidaritas dan kemampuan Kota Bitung dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi dan menjauhkan bangsa dan kota tercinta kita dari bencana,” tutupnya.







