TNews, SULUT – Ditengah tengah jerit masyarakat Delapan Desa yang sampai hari ini belum dialiri listrik, ditengah tengah keluhan sarana dan prasarana jalan berlubang dan ditengah tengah masyarakat membutuhkan bantuan karena terdampak bencana, justru kita lebih memprioritaskan renovasi Museum yang pada anggaran RAPBD Perubahan tahun 2025 dianggarkan sebesar Rp 15 Milyar, adalah kebijakan yang tidak adil. Jika mengevaluasi di tahun 2024 -2025, harus dipertanyakan, berapa banyak warga masyarakat yang membutuhkan museum, berapa banyak kunjungan serta manfaat yang akan kita dapatkan, artinya kita membicarakan harus sesuai dampak, Impek, output yang akan kita dapatkan.
“Ini merupakan pukulan telak bagi semua yang lalai dalam membahas KUA dan PPAS.dan ini harus dicarikan solusi terbaik. Regulasi yang dijadikan peluang untuk dijadikan perubahan bisa dioptimalkan,”ungkap Hendry Walukouw anggota Badan Anggaran DPRD Sulut pada pembahasan APBD Perubahan Selasa (26/8/2025)
Juga kata politisi Partai Demokrat Sulut ini, pembinaan alat musik Kulintang yang dianggarkan Rp1,5 Milyar pada Dinas Kebudayaan juga perlu dipertimbangkan untuk tidak hanya diarahkan bagi musik Kolintang tetapi juga diarahkan untuk pengembangan musik tradisional lain,” Orang mungkin biar jago main kulintang kalau so nda makang nasi, pasti akan berteriak.Orang jago main kulintang kalau nda ada listrik? Jadi kita bicara skala prioritas, apa yang dibutuhkan oleh masyarakat itu yang kita perjuangkan saat ini,” tegas Henrry
Persoalan APBD Sudah salah dari awal dan dari pada salah terus lebih baik beking betul.
She