TNews, SULUT – Pemanfaatan alat medis bagi pasien Hemodialisis (HD) atau dalam kata lain cuci darah di RSUD OD-SK disoroti Anggota Pansus LKPJ Louis Schramm.
Louis Schramm mengatakan peralatan medis cuci darah tersebut masih baru. Bahkan Louis berpendapat alat tersebut bisa dimanfaatkan untuk Pendapatan hasil daerah alias (PAD) .
“Rumah Sakit OD-SK khusus PAD nya bisa bertambah untuk layanan bagi pasien cuci darah karena informasi yang saya dapat pasien cuci darah ada tiga shift jadwal pelayanannya,” kata Schramm
Juga Ketua Fraksi Partai Gerindra tersebut menambahkan bahwa hal tersebut sangat bagus tapi sayangnya ada sekitar 7 sampai 8 alat yang ada disana belum bisa digunakan padahal masih baru.
Menanggapi itu, Direktur RSUD PD-SK, dr. Lidya E. Tulus, M.Kes menjelaskan bahwa RSUD OD-SK memiliki 7 mesin cuci darah yang belum digunakan sejak bulan Januari 2025 hingga saat ini.
“Karena keterbatasan BHP (bahan habis pakai) vendor itu sendiri. Pak Louis pernah mengatakan akan mendampingi kita (RSUD OD-SK) bertemu dengan vendor. Mesin cuci darah itu merupakan KSO,” jawab dr. Lidya.
Kemudian dr. Lidya melanjutkan narasinya, belum digunakannya alat medis cuci darah tersebut dikarenakan faktor hutang RSUD OD-SK kepada pihak vendor pada tahun 2024 yang belum terbayarkan.
“Kami sudah menyampaikan bahwa mekanisme pembayaran hutang dibayangkan pada APBD Perubahan. Namun pihak vendor sepertinya tidak bisa menerima alasan tersebut. Jadi masih melakukan pending terhadap penyediaan BHP mesin hd tersebut,” tukas dr.Lidya.
She