TNews, Manado Sulawesi Utara — Potensi ekonomi dari pengolahan eceng gondok (Eichhornia crassipes) bagi industri kerajinan lokal di Sulawesi Utara sangat menjanjikan. Tanaman yang sering dianggap sebagai hama perairan ini dapat diubah menjadi sumber pendapatan melalui pembuatan berbagai produk seperti tas, keranjang, hiasan dekoratif.
Peluang ekonomis Eceng Gondok ini, menginisasi Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Utara, Ny. Anik Yulius Selvanus, membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengolahan Eceng Gondok di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu, 15 November 2025,.
Dalam sambutan pembukaan kegiatan, Ny. Anik yang tak lain istri Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus menekankan harapan bahwa kegiatan ini akan melahirkan inovasi baru dalam pengolahan eceng gondok, sehingga dengan meningkatkan kualitas produk diharapkan dapat bersaing di pasar, selain itu juga sebagai upaya nyata mendukung keberlanjutan lingkungan di Sulawesi Utara.
Ny. Anik, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sulut, menjelaskan bahwa pengolahan eceng gondok memiliki berbagai manfaat, antara lain Peningkatan pendapatan masyarakat yakni dengan memanfaatkan bahan baku yang mudah didapatkan dan murah, Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan melalui pengembangan industri kerajinan berbasis eceng gondok, Pemberdayaan ekonomi lokal yakini dengan menguatkan peran UMKM dalam rantai nilai yang mampu bersaing, kemudian Potensi ekspor dimana produk dari eceng gondok dapat menembus pasar internasional karena biaya produksi yang relatif rendah dan terjangkau oleh UMKM.
Ny. Anik berharap, kegiatan ini dapat menjadi contoh nyata bagaimana tantangan lingkungan (eceng gondok sebagai hama) dapat diubah menjadi peluang ekonomi yang berkelanjutan.
Bimtek ini terlaksana berkat kerjasama antara Dekranasda Provinsi Sulut dan PT Papan Persada Indonesia (afiliasi dari PT Paramount Enterprise Internasional).
Untuk memastikan kualitas pelatihan, pihak penyelenggara mengundang instruktur berpengalaman dari Solo, yakni tim ahli dari PT Mutiyasa Abdi Sentosa.
Pelatihan ini diikuti dengan antusias antara lain oleh perajin dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Utara, ibu-ibu anggota PERSIT KOREM 131 Manado.
Dengan inisiatif ini, diharapkan eceng gondok tidak lagi dilihat sebagai masalah, melainkan sebagai potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara. (***)







