TNews, Jakarta – Dalam upaya memperkuat jaminan sanitasi pangan di seluruh wilayah Indonesia, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI), dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), resmi menjalin kerjasama strategis.
Kerjasama ini dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Joune Ganda, SE., MAP., MM., MSi., Bupati Minahasa Utara saat ini Sekjen, mewakili Ketua Umum Apkasi, bersama Prof. Dr. Arif Sumantri selaku Ketua Umum HAKLI dan Dr. H. M. Dadang Supriatna, S.IP., M.Si., Ketua Umum AKKOPSI, pada Jumat (31/10/2025), di Sekretariat APKASI yang terletak di The Bellagio Boutique Mall, Jakarta.
Kegiatan ini sebagai bagian dari agenda bertajuk “Aksi Nyata Laik Higiene Sanitasi (LHS) pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam Program MBG Sehat, Aman, dan Berkelanjutan” serta Pelatihan Keamanan Siap Saji (MOOC) Tahap III.
Kolaborasi ini melanjutkan semangat Deklarasi Ternate pada City Sanitation Summit (CSS) dan menjadi wujud dari Gerakan Pembinaan Tempat Pengelolaan Pangan Laik Higiene Sanitasi Nasional. Program kerjasama ini juga selaras dengan Program Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) berdasarkan amanat Permenkes Nomor 17 Tahun 2024, serta PP Nomor 28 Tahun 2025 tentang penyelenggaraan perizinan berbasis risiko dalam usaha di bidang pangan.
Sekretaris Jenderal Apkasi, Joune Ganda, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap sinergi ini yang dianggap sebagai langkah strategis untuk mendukung peningkatan kapasitas tenaga sanitasi lingkungan di daerah.
Melalui acara tersebut, Joune mengungkap kegembiraannya atas kerja sama yang berhasil dirumuskan, sembari menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Ketua Umum Apkasi, Bursah Zarnubi, karena harus menghadiri agenda resmi di Semarang.
Ia juga menekankan pentingnya kegiatan kolaboratif ini sebagai bentuk komitmen bersama dalam menciptakan pangan sehat dan aman bagi masyarakat Indonesia, terutama di tengah tantangan meningkatnya kasus keracunan makanan di beberapa daerah.
Menurut Joune, perjanjian kemitraan ini memiliki peran strategis untuk menekan dan bahkan mencegah kasus keracunan pangan yang sebelumnya sempat muncul. Baginya, langkah ini tak hanya menyangkut aspek kebersihan tetapi juga menyangkut keselamatan generasi penerus bangsa.
Joune berharap bahwa kerja sama ini dapat terus berlanjut, tidak hanya terbatas pada pelatihan kapasitas di tingkat daerah tetapi juga memberikan dampak berkelanjutan bagi pengelolaan sanitasi pangan di seluruh kabupaten Indonesia.
Lebih lanjut, ia melihat potensi besar dari kemitraan ini sebagai motor penggerak dalam pembinaan sanitasi pangan yang lebih baik, sehingga daerah-daerah dapat memastikan peningkatan kualitas layanan publik di bidang kesehatan lingkungan melalui berbagai program edukasi dan pelatihan keamanan pangan.
Sebagai tindak lanjut nyata dari kerja sama ini, Apkasi berkomitmen untuk segera mensosialisasikan ruang lingkup kemitraan tersebut kepada seluruh anggotanya agar implementasi program berjalan optimal di tingkat kabupaten. (mt/*)

 
									 
											




