
“Nyanda usah baku baku salah, Torang samua Basudara”
TNews, Mitra Sulawesi Utara – Persoalan lahan perkebunan di Pasoloh Nonahoa, Ratatotok wilayah Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara, milik dari Lole Pantow saat ini berproses hukum di Polda Sulut.
Kemudian muncul video, yang viral di media sosial sempat meminta tolong kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
”Tolong kami rakyat kecil yang cari makan di lahan kami sendiri pak YSK dan pak Victor, kata Astri cucu dari Musa Pantouw Pemilik Sah Lahan terebut.
Pihak keluarga melalui Astri Saruan dalam videonya, memohon kepada Gubernur Yulius Selvanus dan Wakil Gubernur Vicktor Mailangkay.
Permasalahan ini, kemudian mendapat perhatian kusus Tonaas Wangko Paesaan Ne Tua Tua Minaesa (PNTTM) Ishak Tambani yang tak lain saat ini menjabat Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Utara, dengan melakukan peninjauan di lokasi pada Senin, 23 Juni 2025 silam.
Mencuat dugaan terkait oknum yang menggunakan Eksavator dan diduga merusak lahan milik keluarga.
Berdasarkan pengakuan ahli waris Astri Saruan, bahwa tanah itu masih milik dari keluarga mereka dan tidak pernah di bebaskan oleh Perusahan Newmont atau dipindah tangankan kepada pihak lain.
Namun anehnya, diduga ada pengusaha dari luar negeri mengklaim memegang IUP atas nama Minselano, yang notabene ijinnya sudah mati pada tahun 2021 silam.
Menurut ahli waris keluarga Musa Pantouw ini, bahwa beberapa bulan lalu Pengusaha atas nama BR alias Berry mengajak keluarga untuk bekerjasama mengolah lahan tersebut. Namun di tolak oleh keluarga dengan alasan bahwa mereka tidak mau pakai investor.
Sebab bagi pihak ahli waris membiarkan keluarga dan masyarakat sekitar mengolah lahan yang dijadikan pertambangan dilaksanakan secara manual untuk mencari nafkah keluarga dan masyarakat di lahan milik mereka itu. Dan kemudian berujung Ventje Pantow dalam proses hukum di Polda Sulut karena diduga melakukan PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin).
Menyikapi permasalahan ini, Tonaas Wangko Ishak Tambani kemudian menghimbau kepada masyarakat serta teman teman penambang agar tidak lagi berselisih dan tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan serta kekerabatan.
”Nyanda usah baku baku salah, Torang samua Basudara,” harap Ishak. (MT/***)